PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KOMPETISI SAINS MADRASAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya konsep integrasi dilatari oleh dikotomi antara ilmu-ilmu agama dan
ilmu-ilmu umum. Keduanya terpisahkan dan seolah berjalan pada wilayahnya
masing-masing. Hal ini juga dipicu oleh separasi antara sistem pendidikan
Islam dan sistem pendidikan modern yang berdampak laten bagi umat Islam.
Asumsi yang berkembang adalah “ilmu tidak peduli dengan agama, begitupun
(sebaliknya) agama abai terhadap ilmu”. Al-Qur’an dan al-sunnah
sesungguhnya tidak membedakan antara ilmu agama Islam dengan ilmu-ilmu
umum. Al-Qur’an hanya mengenal ilmu. Pembagian adanya ilmu agama Islam
dan ilmu umum adalah merupakan hasil kesimpulan manusia yang
mengidentifikasi ilmu berdasarkan sumber objek kajiannya. Secara ontologi
(objek atau materi) dalam Al-Qur’an tidak mengenal pembedaan ilmu
pengetahuan. Secara epistemologi (metodologi), Al-Qur’an memiliki
epistemologi yang berbeda dengan epistemologi barat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan.
Epistemologi ilmu dalam pandangan Al-Qur’an juga mengharuskan integrasi
kesucian batin bukan hanya dengan menggunakan panca indera, akal dan hati
saja (seperti yang dilakukan epistemologi barat). Secara aksiologi, ilmu agama
maupun ilmu sains sebagai milik Allah SWT dan harus diabadikan dalam
rangka beribadah kepada-Nya.
Kajian tentang integrasi Islam di Indonesia mengemuka berbarengan dengan
beralihnya status beberapa IAIN menuju UIN. Integrasi keIslaman sebagai
keniscayaan sebagai pembeda kampus umum dan kampus keagamaan
terutama Islam. Integrasi sains dan Islam tidak cukup sekedar diwacanakan,
maka integrasi yang ditawarkan dalam penyusunan soal KSM yang terintegrasi
dengan ilmu keislaman meliputi:
1. Soal sains yang terintegrasi dengan keIslaman dengan menggali konsep- konsep sains yang nantinya akan dituangkan dalam soal yang ada dalam
Al Qur’an;
2. Soal sains dengan menggali konsep serta terapan yang ada dalam Islam
semisal zakat, falak, dan tema lainnya yang dihubungkan dengan sains ini
dimaksudkan agar siswa tetap mengkaji konsep keIslaman dengan sains
yang holistic;
3. Soal keilmuan sains murni, ini dilakukan sebagai upaya tetap
mensejajarkan siswa-siswa madrasah dengan siswa-siswa olimpiade sains
di luarsana.
Berdasarkan dasar pemikiran di atas, Kementerian Agama melalui Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam akan menyelenggarakan rangkaian kegiatan KSM
mulai dari KSM Satuan Pendidikan, KSM Kabupaten/Kota, KSM Provinsi, dan
KSM Nasional.
B. Tujuan
Secara umum Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tahun 2018 bertujuan untuk
peningkatkan mutu pendidikan sains di madrasah secara komprehensif
melalui penumbuhkembangan budaya belajar, kreativitas, dan motivasi
meraih prestasi terbaik dengan kompetisi yang sehat dan menjunjung tinggi
sportivitas dan nilai-nilai Islam dalam mempelajari dan memahami sains.
Secara khusus tujuan KSM tahun 2018 adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan wahana bagi siswa Madrasah untuk mengembangkan bakat
dan minat di bidang sains sehingga dapat menumbuhkan dan mencintai
sains bagi siswa madrasah.
b. Memotivasi siswa madrasah agar selalu meningkatkan kemampuan
intelektual, emosional, dan spriritual berdasarkan nilai-nilai agama.
c. Menumbuhkembangkan budaya kompetitif yang sehat di kalangan siswa Madrasah.
Hasil Yang Diharapkan
1. Berkembangnya bakat dan minat di bidang sains sehingga dapat berkreasi
dan mencintai sains;
2. Siswa madrasah memiliki motivasi untuk selalu meningkatkan
kemampuan intelektual, emosional, dan spriritual berdasarkan nilai-nilai
agama sehingga menjadi yang terbaik di bidangnya;
3. Berkembangnya budaya kompetitif yang sehat di kalangan siswa madrasah;
4. Terjaringnya bibit unggul dan berprestasi sebagai calon peserta ajang
kompetisi tingkat Internasional;
5. Menghasilkan siswa-siswi terbaik disetiap bidang dan menjadi SDM yang
mencintai bidang keilmuannya.
Untuk lebih lengkap Petunjuk Teknis KSM
silahkan Download di sini
No comments:
Post a Comment